Walaupun disini saya telah share semua unsur dari makalah, saya harap tidak dicopas begitu saja, melainkan dibaca dengan teliti dan ditambahkan lagi jika ada yang kurang. Karena saya dan teman saya yang menyusun makalah ini banyak memiliki kelemahan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan membantu teman-teman yang membutuhkan.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT, yang
mana telah meridhoi segala usaha kami dalam pembuatan makalah tentang Siklus
Ekonomi dan Fluktuasi Ekonomi . Selain sebagai tugas, makalah yang penulis buat
ini bertujuan memberi informasi kepada para pembaca tentang Siklus Ekonomi dan Fluktuasi Ekonomi
Banyak sekali hambatan dalam penyusunan makalah ini,
oleh karena itu selesainya makalah ini bukan semata karena kemampuan penulis,
banyak pihak yang mendukung dan membantu. Dalam kesempatan ini, penulis
mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak-pihak yang telah membantu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
terdapat banyak kesalahan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun
sangat kami butuhkan agar kedepannya kami mampu lebih baik lagi.
Depok,
17 Maret 2013
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Perekonomian yang ideal adalah
perekonomian yang terus menerus bertumbuh, tanpa satu tahun atau bahkan satu
triwulan pun mengalami penurunan. Pertumbuhan tersebut disertai stabilitas
harga dan kesempatan kerja yang terbuka luas neraca perdagangan dan neraca
pembayaran pun mengalami surplus yang baik. Perekonomian seperti ini dipercaya
akan mampu memberikan kemakmuran dan keadilan bagi rakyatnya dari generasi ke
generasi.
Sayangnya, perekonomian tersebut diatas
hanya ada di dunia khayal. Dalam dunia nyata, perekonomian umumnya mengalami
gelombang pasang surut. Gelombang naik turun tersebut relatif teratur dan
terjadi berulang-ulang dengan rentang waktu yang bervariasi. Ada yang berdurasi pendek, panjang dan sangat
panjang. Dalam ilmu ekonomi, gerak naik turun tersebut dikenal dengan siklus
ekonomi (business cycle)
Kegiatan
dalam perekonomian berfluktuasi dari tahun ke tahun. Selain itu juga dalam
perekonomian mempunyai siklus ekonomi. Di era modernisasi ini produksi barang
dan jasa meningkat oleh karena itu berpengaruh juga semakin meningkatnya jumlah
tenaga kerja, meningkatnya jumlah modal dan berbagai kemajuan teknologi.
Pertumbuhan ekonomi ini membuat semua orang dapat hidup dengan standar yang
lebih tinggi. Pada saat itu perusahan gagal menjual seluruh barang dan jasa
yang harus mereka tawarkan, sehingga produksi harus dikurangi. Dampaknya, para
pekerja dirumahkan, angka pengangguran meningkat, dan pabrik-pabrik terpaksa
berhenti beroperasi
B.
TUJUAN
a.
Mengetahui anatomi
siklus ekonomi
b.
Mengetahui durasi
siklus dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
c. Siklus
Ekonomi, kesempatan kerja dan inflasi
d. Mengetahui
pengelolaan Siklus Ekonomi dan
Siklus Ekonomi di Indonesia
e.
Mengetahui fakta utama
mengenai fluktuasi ekonomi
f.
Mengetahui fluktuasi
ekonomi jangka pendek
g.
Memahami kurva
permintaan agregat
h.
Memahami kurva
penawaran agregat
i.
Mengetahui penyebab
fluktuasi ekonomi
BAB 2
PEMBAHASAN
A.
SIKLUS
EKONOMI
Siklus ekonomi adalah periode yang terulang secara
teratur dalam pengembangan sebuah pasar perekonomian. Keseluruhan trend dari
pertumbuhan ekonomi disertai dengan adanya fluktuasi secara periodik dalam
aktivitas perekonomian, yaitu : kemunduran dan perluasan yang terjadi secara
silih berganti pada produksi, investasi, peningkatan dan penurunan pada level
pendapatan, ketenagakerjaan, harga-harga, suku bunga dan rate pada sekuritas.
Siklus aktivitas ekonomi meliputi 4 fase berikut : Ekspansi, Peak, Resesi dan
bottom. Berikut adalah penjelasan mengenai 4 fase tersebut :
Ekspansi
Setelah mencapai titik terendah pada sebuah siklus
ada sebuah fase pemulihan, yang ditandai dengan adanya pertumbuhan lapangan
kerja dan produksi. Banyak ekonom yang mempercayai bahwa tahapan ini memiliki
tingkat inflasi yang rendah hingga perekonomian mulai beroperasi pada kapasitas
penuh atau, dengan kata lain hingga perekonomian mencapai tahapan peak.
Peak
Sebuah peak, atau puncak dari siklus bisnis, adalah
titik tertinggi pada suatu pemulihan perekonomian. Pada titik ini, pengangguran
mencapai titik terendah atau bahkan tidak ada sama sekali dan perekonomian
berjalan dengan muatan maksimal (atau hampir), dimana seluruh modal dan sumber
daya tenaga kerja pada negara tersebut terlibat dalam produksi. Biasanya, meski
tidak selalu, selama terjadinya tahapan peak, tekanan inflasi meningkat.
Resesi
`Resesi adalah suatu periode pengurangan output dan
aktivitas bisnis. Sebagai akibat dari pasar yang mengalami penurunan, yang
biasanya ditandai dengan meningkatnya pengangguran. Kebanyakan ekonom
mempercayai bahwa kemerosotan perekonomian atau resesi hanyalah sebuah
penurunan dalam aktivitas bisnis, yang berlangsung setidaknya selama enam
bulan.
Bottom
Bottom pada siklus perekonomian adalah titik
terendah pada produksi dan ketenagakerjaan. Dipercaya bahwa sampainya
level/tahapan bottom memprediksikan bahwa akhir dari resesi pada tahapan pada
siklus ini tidaklah lama. Namun sejarah mengetahui dan memprotes aturan ini.
Depresi terbesar pada tahun 1930 bertahan hingga hampir 10 tahun lamanya.
Long Cycle adalah siklus perekonomian dengan jangka waktu lebih dari 10 tahun.
Long Cycle adalah siklus perekonomian dengan jangka waktu lebih dari 10 tahun.
Aktivitas siklus perekonomian bervariasi dan
berbeda-beda durasinya, yaitu durasi pada fase individual, ketinggian maksimal
dan kedalaman maksimal. Saat ini, meredakan fluktuasi siklus dan aktivitas
bisnis menjadi perhatian, sehingga jarak antara krisis satu dengan yang
berikutnya menjadi lebih lama, tingkat kedalaman dan kekuatan destruktifnya pun
menjadi lebih berkurang. Kebanyakan, suatu krisis digantikan oleh resesi-dalam
bentuk yang lebih ringan.
Meskipun ada anggapan bahwa perubahan dalam kegiatan
bisnis secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan siklus ekonomi,
namun juga ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi ekonomi. Yang paling
penting diantara faktor-faktor tersebut adalah fluktuasi musiman, dan trend
jangka panjang.
Pengaruh dari variasi-variasi musiman dapat diamati
pada waktu-waktu tertentu dalam satu tahun. Pada perdagangan retai terjadi
peningkatan yang dramatis. Pada industri lain, seperti agrikultur, konstruksi
dan industri mobil, juga ada variasi-variasi musiman.
Siklus ekonomi sering di asosiasikan dengan
perubahan-perubahan pada volume output. Banyak ekonomis yang mempercayai bahwa
output tersebut biasanya diukur dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau gross
domestic product (GDP) dan indikator yang paling dapat diandalkan pada
perekonomian. Penting untuk diingat bahwa siklus ekonomi pada fase recovery,
bukanlah peningkatan pada GDP, namun merupakan langkah dari peningkatan ini.
Nilai negatif pada tingkat pertumbuhan selama suatu periode waktu tertentu,
biasanya selama 6 bulan atau lebih, dapat dianggap sebagai sebuah tanda
penurunan pada suatu perekonomian. Sebaliknya, tingginya tingkat pertumbuhan
secara konsisten dari bulan ke bulan, menunjukkan bahwa perekonomian tersebut
saat ini sedang booming.
Aktivitas siklus ekonomi berkaitan siklus
perekonomian kecil dalam 10 tahun, yang berkembang sebagai latar belakang dari
perkembangan sebuah siklus perekonomian besar hingga 50-60 tahun. Siklus
perekonomian yang besar diperkenalkan oleh ekonomis Rusia, Kondratyev. Siklus
perekonomian ini meliputi fluktuasi kenaikan dan penurunan pada kondisi
ekonomi, dimana masing-masing bertahan hingga 30 tahun lebih. Siklus
perekonomian besar berdasar pada perubahan revolusioner pada teknologi, desain
dan produksi barang-barang kebutuhan. Transisi menuju masyarakat pasca-industri
di negara-negara berkembang bertepatan dengan gelombang kelima terpanjang pada
siklus Kondratyev. Permulaan fase naik dikaitkan dengan restrukturisasi
perekonomian berdasarkan pada teknologi-teknologi high-profile dan
science-intensive.
1.
Anatomi
Siklus Ekonomi
Siklus ekonomi dapat digambarkan sebagai gelombang
naik – turun aktivitas ekonomi, yang terdiri atas empat elemen :
a. Gerakan
Menaik
Pemulihan ekonomi ditandai dengan
gerakan perekonomian yang menaik. Kadang – kadang gerakan menaik ini disebut
juga ekspansi bila gerakan menaik ini terjadi selama minimal dua triwulan
berturut – turut.
b. Titik
puncak atau kulminasi
Ekspansi ekonomi tidak akan terjadi
selamanya, suatu ketika gerakan menaik ini mencapai titik tertinggi. Titik ini
disebut titik puncak atau kulminasi. Setelah mencapai titik kulminasi,
perekonomian akan mengalami penurunan kembali.
c. Gerakan
menurun
Yang dimaksud dengan gerak menurun
adalah menurunnya output yang dilihat dari menurunnya tingkat pertumbuhan
ekonomi. Kadang – kadang gerakan penurunan ini disebut resesi, bila terjadi
selama minimal dua triwulan berturut – turut.
d. Titik
terendah atau nadir
Gerakan menurun akan berlanjut
hingga mencapai titik yang paling rendah, yang disebut titik nadir. Setelah
mencapai titik nadir, perekonomian akan pulih kembali dilihat dari adanya
gerakan menaik.
2.
Durasi
Siklus dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya
Waktu yang dibutuhkan dalam pergerakan satu siklus
telah lama menjadi pengamatan para ahli ekonomi. Mereka menemukan beberapa
variasi siklus.
a. Siklus
jangka pendek (Kitchin Cycle)
Durasi siklus jangka pendek sekitar
40 bulan. Pola siklus ini ditemukan oleh Joseph Kitchin (1923). Itulah sebabnya
siklus ini dinamakan siklus Kitchin (Kitchin cycle). Faktor – faktor yang
diduga mempengaruhi siklus jangka pendek adalah pengaruh alamiah dan adat –
istiadat atau kebiasaan.
Yang termasuk pengaruh alamiah
antara lain siklus iklim, pengaruh sinar matahari, curah hujan, kekuatan angin
dan gelombang laut. Kekuatan alamiah ini mempengaruhi aktvitas ekonomi,
misalnya di Indonesia
kegiatan penanaman padi akan memuncak pada musim penghujan. Sedangkan kegiatan
kostruksi, entah untuk dijual lagi ataupun digunakan sendiri, aktivitasnya
meningkat dimusim kemarau.
b. Siklus
jangka menengah (Juglar Cycle)
Durasi siklus jangka menengah
adalah berkisar 7-11 tahun. Pola siklus ini pertama kali ditemukan oleh Clement
Jugalar (1860) ekonomi inggris, William Stanley Jevon. Menurutnya siklus
ekonomi di bumi dipengaruhi oleh factor eksternal yaitu siklus bintik matahari
(sunspot) yang berdaur ulang 11 tahun sekali. Aktivitas bintik matahari
tersebut menurut jevon, akan mempengaruhi siklus iklim cuaca. Selanjutnya
siklus iklim cuaca akan mempengaruhi output perekonomian, yang muaranya mempengaruhi
output perekonomian nasional.
c. Siklus
jangka panjang (Kondratief Cycle)
Pola siklus jangka panjang pertama
kali ditemukan oleh Nikolai D. Kondratief (1925). Durasi siklusnya berkisar
48-60 tahun. Salah satu factor yang berada dibelakang siklus jangka panjang
adalah ditemukan dan diterapkannya teknologi baru.
3.
Siklus
Ekonomi, kesempatan kerja dan inflasi
a.
Siklus ekonomi dan kesempatan kerja
Secara umum ada hubungan positif antara tingkat
output dengan kesempatan kerja, terutama bila analisanya jangka pendek. Sebab,
dalam jangka pendek teknologi dianggap konstan, barang modal merupakan input
tetap. Sedangkan yang dianggap variabel adalah tenaga kerja. Karenanya pengaruh
siklus sangat terasa bagi kesempatan kerja. Gerak menaik akan meningkatkan kesempatan
kerja, yang berarti menurunkan tingkat pengangguran, sementara gerak menurun
akan mengurangi kesempatan kerja, yang berarti meningkatkan angka pengangguran.
b. Siklus ekonomi dan inflasi
Jika output riil lebih kecil dari output natural ,
inflasi cenderung menurun dan begitu pula sebaliknya jika output riil lebih
besar dari output natural maka inflasi cenderung meningkat. Karenanya pengaruh
siklus sangat berpengaruh terhadap inflasi.
4.
Pengelolaan
Siklus Ekonomi
Karena siklus ekonomi tidak terhindari, yang dapat
dilakukan adalah mengelolah siklus agar dampak negatifnya dapat ditekan
seminimal mungkin, sementara pola siklus diusahakan stabil meningkat. Dalam
arti, simpangan gerak naik – turun output diusahakan tidak terlalu lebar,
sementara kecenderungan output jangka panjang terus meningkat.
a. Kebijakan
jangka pendek
Target utama jangka pendek adalah mengatasi
perbedaan output riil dengan output natural.
b. Kebijakan
jangka panjang
Target yang ingin dicapai dalam janka panjang,
selain memperkecil simpangan tingkat pertumbuhan ekonomi, juga pencapaian
pertumbuhan yang tinggi. Sebab, simpangan yang kecil tidak banyak artinya jika
perekonomian bertumbuh lamban.
5.
Siklus
Ekonomi Indonesia
a. Periode
1969-1995
1. Indikator
PDB Rill
Pada
tahun 1969-1994 terus mengalami pertumbuhan, dalam arti selama PJP I tak
sekalipun perekonomian Indonesia
mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif). Kondisi paling buruk yang dialami
hanyalah pertumbuhan seperti di tahun 1982 (2,3% pertahun) atau 1985 (2,4% per
tahun).
2. Indikator
Pertumbuhan Ekonomi
Tingkat
pertumbuhan ekonomi yang sangat fluktuatif disebabkan perekonomian Indonesia
sangat tergantung pada kondisi eksternal. Misalnya pertumbuhan ekonomi yang
tinggi selama periode 1970-an, khususnya 1971-1973 disebabkan membubungnya
harga minyak bumi, yang meningkatkan penerimaan ekspor migas. Minyak inilah
yang dimanfaatkan pemerintah untuk meningkatkan APBN, selama PJP1 merupakan
salah satu mesin utama pertumbuhan ekonomi.
Sedangkan
pertumbuhan ekonomi yang rendah, terutama pada periode 1982, disebabkan
perekonomian dunia mengalami resesi. Melemahnya perekonomian dunia bermakna
melemahnya permintaan terhadap ekspor Indonesia,
yang pada gilirannya akan melemahkan kemampuan Indonesia
mengimpor bahan baku
dan barang modal guna meningkatkan produksi.
b. Krisis
Ekonomi 1998
Krisis ekonomi Indonesia
merupakan konsekuensi dari mekanisme pasar yang ditempuh pemerintah. Risiko
dari mekanisme pasar adalah kegagalan pasar, yang disebabkan ketidaksempurnaan
informasi atau penyimpangan moral para pelaku ekonomi.
A.
FLUKTUASI
EKONOMI
Fluktuasi ekonomi adalah kenaikan dan
penurunan aktivitas ekonomi secara relatif dibandingkan dengan tren pertumbuhan
jangka panjang dari ekonomi. Fluktuasi ini atau business cycle (siklus bisnis), bervariasi dalam intensitas dan jangka
waktunya. Kenaikan dan penurunan biasanya meliputi Negara dan bahkan dunia, dan
mempengaruhi seluruh dimensi dari kegiatan ekonomi, tidak hanya tingkat
pengangguran dan produksi.
Ekspansion
atau ekspansi suatu keadaan dimana penyehatan perekonomian telah terjadi dari
kondisi sebelumnya yaitu resesi atau bahkan depresi. Tahap ini ditandai dengan
meningkatnya kesempatan kerja, meningkatnya pendapatan, dan pengeluaran
konsumsi masyarakat. Sektor perusahaan mengalami kenaikan produksi barang dan
jasa, kenaikan penjualan, dan laba perusahaan. Iklim investasi berubah dari
pesimisme menjadi optimis. Karena permintaan konsumen mengalami kenaikan
produksi barang dan jasa juga mengalami kenaikan. Sehingga terjadi kenaikan
kapasitas produksi dan pengurangan pengangguran tenaga kerja.
Bagian puncak dari siklus bisnis menunjukkan tingkat pemanfaatan kapasitas
perekonomian yang tinggi baik untuk faktor produksi tenaga kerja maupun bahan
mentah untuk kegiatan produksi barang-barang. Pada titik ini terjadi beberapa
persoalan antara lain: kenaikan output perekonomian akan terjadi dengan
peningkatan investasi. Kenaikan investasi ini akan menimbulkan kenaikan harga
dari faktor-faktor produksi. Selanjutnya kenaikan harga faktor produksi menjadi
penyebab kenaikan harga-harga umum. Pada titik ini kenaikan output perekonomian
diikuti oleh kenaikan tingkat inflasi.
Tiga
Faktor Utama Mengenai Fluktuasi Ekonomi :
a.
Fluktuasi dalam perekonomian
sifatnya tidak teratur dan tidak dapat diramalkan
b.
Kebanyakan besaran
ekonomi makro berflukturasi bersama-sama
c.
Saat hasil produksi
turun, tingkat pengangguran naik
1.
Flukturasi
ekonomi jangka pendek
a.
Model dasar dari fluktuasi ekonomi
Model
fluktuasi ekonomi jangka pendek terfokus pada perilaku dua variabel. Variabel
pertama adalah hasil perekonomian dalam bentuk barang dan jasa, sebagaimana
diukur oleh PDB riil. Variabel kedua adalah tingkat harga keseluruhan, yang
diukur oleh indeks harga konsumen atau deflator PDB. Kita menganalisis
fluktuasi-fluktuasi dalam perekonomian secara keseluruhan dengan model
permintaan dan penawaran agregat.
2. Kurva Permintaan
Agregat
Kurva permintaan
agregat adalah total permintaan untuk barang dan jasa dalam perekonomian. Kurva
permintaan agregat (AD) adalah suatu kurva yang menunjukkan hubungan negatif
antara output agregat dan tingkat harga. kebijakan moneter (Ms). Kurva
permintaan agregat miring ke bawah. Artinya, jika hal lain tetap sama,
penurunan tingkat harga keseluruhan dalam perekonomian (misal dari P1 ke P2)
cenderung meningkatkan jumlah barang dan jasa yang diminta (dari Y1 ke Y2)
Terdapat
3 alasan berkaitan dengan hubungan negatif kurva permintaan agregat tersebut
yaitu :
- Tingkat harga dan konsumsi : Efek kekayaan
Penurunan tingkat harga membuat konsumen merasa
lebih kaya, yang kemudian akan terdorong untuk lebih banyakmembelanjakan uangnya.
Peningkatan pengeluaran konsumen berarti juga peningkatan jumlah barang dan
jasa yang diminta
- Tingkat harga dan investasi : Efek suku bunga
Tingkat harga yang lebih rendah menurunkan suku
bunga, yang akan mendorong pembelanjaan barang-barang investasi dan
meningkatkan jumlah barang dan jasa yang diminta
- Tingkat harga dan ekspor neto : Efek nilai tukar
Jatuhnya tingkat harga di AS menyebabkan jatuhnya
suku bunga di negara tersebut, terdepresiasinya nilai tukar riil yang kemudian
mendorong ekspor neto AS dan meningkatkan jumlah permintaan barang dan jasa.
Pergeseran Kurva
Permintaan Agregat
1.
Pergeseran yang berasal dari konsumsi : peristiwa yang membuat konsumen
mengeluarkan uang lebih banyak pada tingkat harga tertentu (pemotongan pajak,
meledaknya pasar saham) menggeser kurva permintaan agregat ke kanan. Peristiwa
yang menyebabkan konsumen mengurangi pengeluarannya pada tingkat harga tertentu
(kenaikan pajak, kelesuan pasar saham) menggeser kurva permintaan agregat ke
kiri
2.
Pergeseran yang berasal dari investasi: Peristiwa yang menyebabka perusahan
melakukan lebih banyak investasi pada tingkat harga tertentu (optimisme
mengenai masa depan, penurunan suku bunga akibat kenaikan jumlah uang yang
beredar) menggeser kurva permintaan agregat ke kanan. Peristiwa yang menyebkan
perusahaan mengurangi investasinya pada tingkat harga tertentu dan menggeser
kurva ke kiri.
3.
Pergeseran yang berasal dari pembelanjaan pemerintah : Peningkatan pembelanjaan
pemerintah untuk barang dan jasa (pengeluaran lebih besar untuk pembanguna
jalan raya atau untuk pertahanan) menggeser kurva permintaan agregat ke kanan.
Penurunan jumlah pembelanjaan pemerintah untuk barang dan jasa menggeser kurva
ke kiri
4.
Pergeseran yang berasal dari ekspor neto : Peristiwa yang meningkatkan
pengeluaran atas ekspor neto pada tingkat harga tertentu (terjadinya ledakan di
pasar luar negeri, depresiasi nilai tukar) menggeser kurva permintaan agregat
ke kanan. Peristiwa yang mengurangi pengeluaran atas ekspor neto pada tingkat
harga tertentu menggeser kurva ke kiri.
3. Kurva Penawaran
Agregat
Kurva penawaran agregat
menyatakan jumlah keseluruhan barang dan jasa yang diproduksi serta dijual pada
setiap tingkat harga oleh berbagai perusahan. Tidak seperti kurva permintaan
agregat yang selalu miring ke bawah, kurva penawaran agregat memperlihatkan
suatu hubungan yang sangat bergantung pada periodenya.
Kurva Penawaran Agregat Jangka Pendek
Dalam jangka pendek kurva penawaran agregat mempunyai arah yang positif.
Pada output yang rendah, kurva berbentuk datar. Pada kapasitas perekonomian
yang lebih besar bentuk kurva menjadi cenderung vertikal. Para ahli ilmu
ekonomi makro, fokus pada apakah ekonomi beroperasi pada kapasitas penuh (full-employment),
yaitu suatu kondisi di mana
seluruh sumber ekonomi telah dimanfaatkan secara optimal.
Kurva
penawaran agregat jangka pendek miring ke atas :
v Teori kekakuan upah : Penurunan tingkat harga yang tidak
terduga akan meningkatkan upah riil, menyebabkan perusahaan mempekerjakan lebih
sedikit pekerja dan memproduksi jumlah barang dan jasa yang lebih sedikit
v Teori kekakuan upah : Penurunan tingkat harga yang tidak
terduga membuat perusahaan mengenakan harga yang lebih tinggi dari yang
dikehendaki, menekan penjualan dan mendorong perusahaan untuk mengurangi
produksi
v Teori kesalahan persepsi : penurunan tingkat harga
menimbulkan anggapan pada produsen bahwa harga relatif produk mereka telah
menurun, sehingga mendorong mereka untuk mengurangi produksi
Kurva
Penawaran Agregat Jangka Pendek Dapat Bergeser berasal dari :
1. Tenaga kerja
2. Modal
3. Sumber Daya Alam
4. Teknologi
5. Tingkat harga yang diharapkan
Kurva Penawaran
Agregat Jangka Panjang
Dalam jangka panjang, kurva penawaran agregat
berbentuk vertikal, sementara dalam jangka pendek, kurva penawaran agregat
miring ke atas. Perubahan biaya
yang lebih lambat dibanding perubahan harga dalam jangka pendek menghasilkan
bentuk kurva penawaran agregat yang naik ke arah kanan. Jika biaya dan tingkat
harga bergerak bersama di dalam jangka panjang maka kurva penawaran
agregat berbentuk vertikal (LRAS)
BAB 3
PENUTUP
- KESIMPULAN
Dalam penjelasan makalah diatas
dapat kami simpulkan bahwa siklus ekonomi adalah merupakan fluktuasi atau
pasang surut ekonomi yang melanda produksi nasional, pendapatan, inflasi dan
kesempatan kerja yang ditandai dengan adanya konstraksi dan ekspansi diseluruh
sektor ekonomi. Maka dari itu dengan adanya gerakan pasang surutnya kegiatan
ekonomi ini, memicu perubahan kurva permintaan dan penawaran agregat yang
berpengaruh terhadap kebutuhan makro ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
Mankiw,
Georgy N., Macroeconomics (4th
ed). New York, N.Y.: Worth Pub., 1997
McEachern,
William A. Ekonomi Makro, Singapore, 2000
Rahardja,
Pratama dan Mandala Manurung., Teori
Ekonomi Makro. Jakarta,
2005
images.ferdy21.multiply.multiplycontent.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar