Danke sehr

Danke sehr
You have a miracle

Rabu, 27 November 2013

Buruh Tuntut UMR Naik


Buruh minta kenaikan UMR itu menurut saya tidak masuk akal. Buruh tidak berpikir panjang mengenai hal ini. Mereka tidak memikirkan dampak-dampak apa saja yang bisa ditimbulkan dari tuntutan mereka untuk menaikan UMR. Apa mereka tidak memikirkan perusahaan tempat mereka bekerja? Apakah mereka tidak berfikir tentang dampak apa yang Negara ini dapatkan jika upah mereka dinaikkan?

Sebelum menjawab pertanyaan di atas, akan lebih baiknya jika kita mengetahui UMR itu apa. UMR dari sumber wikipedia yaitu suatu standar minimum yang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pegawai, karyawan atau buruh di dalam lingungan usaha atau kerjanya. Pemerintah mengatur pengupahan melalui peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/Men?1989 tanggal 29 Mei 1989 tentang upah minimum. Dalam wikipedia pun disebutkan bahwa penetapan upah dilaksanakan setiap tahun melalui proses yang panjang. Mula-mula Dewan Pengupahan Daerah (DPD) yang terdiri dari birokrat, akademisi, buruh dan pengusaha mengadakan rapat , membentuk tim survei dan turun ke lapangan mencari tahu harga sejumlah kebutuhan yang dibutuhkan oleh pegawai, karyawan, dan buruh.

Dari pengertian dan info-info dari wikipedia tersebut dapat kita mengambil suatu kunci terpenting untuk berargumentasi terhadap tindakan buruh yang meminta UMR dinaikan. UMR itu dibuat oleh PEMDA masing-masing daerah dengan menghitung dari banyak aspek, pertimbangan, dan perhitungan yang matang sebelum UMR tersebut dikeluarkan. Kita sama-sama tahu bahwa disetiap daerah di Indonesia memiliki UMR yang berbeda-beda. Mengapa? Itu karena disetiap daerah Indonesia harga dari kebutuhan sehari-hari tidaklah sama. Itulah yang membuat UMR setiap daerah berbeda. Sebagai contoh, UMR di DKI Jakarta sebesar Rp2.400.000, sedangkan UMR di Kalimantan Barat sebesar Rp1.060.000. Hal ini menandakan perbedaaan yang disebabkan dengan harga dan kebutuhan setiap daerah yang berbeda.

Setelah ini, saya akan menjawab pertanyaan saya sendiri diawal paragraf tulisan ini. Apa mereka tidak memikirkan perusahaan tempat mereka bekerja? Maksudnya disini adalah bagaimana keadaan perusahaan tempat mereka bekerja jika UMR mereka menjadi Rp3.700.000? Setiap perusahaan pasti sudah memiliki perhitungan tepat untuk laporan keuangan perusahan tersebut, mulai dari bahan baku, operasional, BOP, laba yang perusahaan terima sampai beban tenaga kerja yang bekerja di perusahaan. Jika benar pemerintah mengabulkan permintaan buruh, mau tidak mau perusahaan memPHK beberapa atau sebagian dari para pekerja demi menutupi beban tenaga kerja dan memilih beralih kepada mempercanggih mesin. Karena dengan menggunakan mesin yang canggih maka perusahaan hanya akan membutuhkan sedikit pekerja, dan untuk memelihara mesin tersebut akan lebih murah dari pada memelihara manusia. Mesin ini akan memiliki daya fungsi dalam waktu jangka panjang. Hal ini akan membuat makin banyaknya pengangguran di Negara ini.

Dampak dari permintaan mereka yang meminta kenaikan UMR adalah para karyawan yang memiliki gelar S1 akan meminta lebih dari apa yang mereka terima sekarang. Mengapa? Merekapun akan berfikir, tidak adil jika buruh Upahnya dinaikkan, kenapa mereka tidak? Apabila pemerintah menaikan semua gaji para karyawan, maka apa yang akan terjadi? Tidak mungkin harga barang-barah kebutuhan yang selama ini kita konsumsi akan tetap pada harganya. Harga-harga akan semakin melonjak untuk mengikuti pendapatan yang diteima oleh para pekerja. Dalam perusahaan akan ada kenaikan biaya untuk upah tenaga kerja, otomatis akan berpengaruh kepada produk yang mereka tawarkan. Hal inilah yang akan menyebabkan inflasi, bisa berskala sedang sampai tinggi. 

Apakah Anda tahu penyebab inflasi di Zimbabwe yang mencapai 133.000.000% itu? Itu dikarenakan pada awalnya para pekerja di Zimbabwe menuntut kenaikan gaji. Dan Presiden Zimbabwe mengabulkan permintaan mereka, karena hal itu semua barang-barang di Zimbabwe naik secara umum dan terjadilah hiperinflasi di Negara tersebut. Inflasi yang sangat tinggi ini sangat memperihatinkan. Jangan sampai di Negara tercinta kita ini mengalami hal tersebut.

Solusi yang bisa saya berikan atas masalah ini adalah UMR tetap pada nilai semuala, yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Kita sebagai manusia yang beragama diperintahkan untuk percaya dan mengikuti pemimpin, pemimpin disini adalah Pemerintah. Jadi ikutilah apa yang Pemerintah putuskan.

Jika buruh menginginkan pendapatan tambahan, cari dari peruntungan lain. Misalnya dengan usaha kecil-kecilan, membuka warung sembako dan lain-lain. Selama buruh tersebut bekerja, pasti memiliki penghasilan yang disisihkan atau bisa dikatakan tabungan. Tabungan tersebut akan tidak ada artinya jika hanya disimpan di Bank saja, uang yang berada didalam tabungan tersebut akan menyusut bahkan akan hilang jika terus diendapkan. Jika alasannya menunggu bunga dari tabungan, itu salah besar. Alangkah lebih baiknya jika tabungan itu dipergunakan untuk membuka usaha, uangnya bisa berputar dan tidak akan sia-sia. Kembalinya uang itu kepada kita akan lebih besar dibandingkan bunga yang diberikan oleh Bank.

Dengan begitu, pemerintah tidak perlu menaikkan UMR. Disini saya tidak mau berada dipihak pengusaha ataupun buruh. Disini saya berada dipihak penengah dari pengusaha dan buruh, yaitu Pemerintah. Biasanya orang yang menjadi mediasi akan lebih berfikiran jernih dari orang-orang yang sedang memiliki masalah.

Semoga informasi yang saya sampaikan disini menjadi bermanfaat bagi pembaca dan diterima dengan baik. Maaf sebelumnya jika ada kesalahan pada tulisan ini, karena saya bukanlah penulis handal, melainkan penulis amatir. Saya harap dimaklumi, saya tunggu kritikan yang membangun dari para pembaca. Terimakasih

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Upah_minimum_regional

Minggu, 20 Oktober 2013

Mengenal Paragraf Generalisasi, Paragraf Hubungan Kausal, dan Paragraf Analogi beserta Contohnya


Paragraf generalisasi, paragraf hubungan kausal, dan paragraf analogi adalah paragraf yang termasuk kedalam Penalaran Induktif. Sebelum mengenal paragraf-paragraf tersebut, akan lebih baik jika terlebih dahulu kita mengenal penalaran induktif.

Penalaran Induktif adalah penalaran yang menghubungkan kata yang bersifat khusus menjadi simpulan yang umum.

Paragraf Generalisasi adalah suatu paragraf yang memiliki proses penalaran dari suatu kalimat khusus hingga menjadi simpulan kalimat yang umum. Kalimat-kalimat tersebut mengikat dan menjadi sebuah paragraf yang utuh.
Contoh :
Suatu pagi Ani meminum obat batuk karena tenggorokannya terasa gatal.  Tiba-tiba ibu Ani pulang dan langsung minum obat “Tolak Angin” yang baru saja dibelinya di pasar. Setelah itu, Ani pergi ke Kampus dan melihat kawannya sedang minum obat sakit kepala. Simpulannya adalah semua yang merasa sakit, akan meminum obat sesuai dengan sakit yang dideritanya.

Paragraf Hubungan Kusal yang lebih di kenal dengan paragraf sebab akibat adalah paragraf yang dimulai dengan mengungkapkan sebab yang diikuti dengan akibat yang ditimbulkan dari sebab tersebut.
Contoh : 
Dewasa ini di kawasan Bogor sudah mulai padat penduduk, banyak pepohonan ditebang untuk membangun rumah. Setelah itu di Jakarta minim sekali ruang terbuka hijau dan resapan air karena tanah-tanah resapan air telah dilapisi oleh beton-beton kokoh dan bangunan-bangunan pencakar langit. Karena itu sedikitnya tempat untuk menyerap air kiriman dari Bogor. Sehingga mengakibatkan banjir di Jakarta.

Paragraf Analogi adalah penalaran induktif dengan cara membandingkan dua hal yang banyak mengandung persamaan. Berdasarkan kesamaan dari dua hal tersebut, kita dapat mengambil simpulan dari keduanya. Penalaran ini dimulai dari pandangan umum lalu menuju pandangan yang lebih khusus.
Contoh :
Seseorang yang tidak pernah belajar, namun menginginkan nilai yang baik itu sama halnya dengan pepatah yang berbunyi “bagai punduk merindukan bulan”. Pepatah tersebut memiliki arti bahwa seseorang yang ingin menggapai sesuatu, tetapi tidak bisa meraihnya. Jadi keinginan yang mustahil yang tidak bisa terwujud itu sama halnya dengan pepatah “bagai punduk merindukan bulan” karena ia tidak mau brusaha untuk mencapainya.

Sumber :
http://makalahpendidikan.blogdetik.com/contoh-paragraf-analogi/