Dulu kami masih sering bersama-sama bahkan kami sering bercanda bersama. Tapi , pada saat dia meninggalkan kami, kami bagai kehilangan emas. Dia sangat berarti bagiku.
Setiap pagi kami selalu memandang matahari. Dimana kami merasa bahwa matahari itu merupakan bagian dari diri kami. Kami berdua selalu berharap bahwa matahari akan selalu bersama kami.
Suatu malam aku sudah mulai merasa bahwa dia akan pergi meninggalkan aku. Dan apa bila ku rindukan dia, aku akan tetap memandang matahari walaupun dia sudah tidak ada lagi. Dan aku akan duduk sendirian di tengah-tengah lapangan yang begitu luas. Menunggu sampai matahari terbit. Apabila matahari sudah terbit, aku akan berkata : “ Itulah jiwa kita”.
Kini, dia pergi meninggalkan kami. Bukan hanya aku, tapi juga matahari dan bintang-bintang yang ada di dalam jiwaku. Aku merasa tidak ada lagi matahari , tidak ada lagi bintang-bintangdan tidak ada lagi tawa dan canda.
Aku hanya bisa pasrah menerima kepergiannya
Aku hanya bisa melihat tangisannya
Dan aku ingin berteriak
“JANGAN PERGI MATAHARI”
Namun, mulutku tak bisa bicara.
Pesan:
Jagalah persahabatan kita walaupun hanya sekedar sahabat.
Dan jangan berkata:
Bahwa perpisahan adalah pemisah jiwa kita .
Lalu berkatalah:
Perpisahan bukanlah pemisah jiwa kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar