Danke sehr

Danke sehr
You have a miracle

Jumat, 10 Mei 2013

Informasi Akuntansi dengan Alternatif Menjual atau Memperoses Lebih Lanjut


1.   Pengertian Informasi Akuntansi
Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Biasanya dibuat untuk menangani sesuatu yang berulang kali atau yang secara rutin terjadi.
Informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengambil keputusan yang tepat. Karakteristik informasi yang realible harus memenuhi syarat relevan, tepat waktu, akurat dan lengkap.
Menurut Mulyadi dalam bukunya “Akuntansi Manajemen : konsep, manfaat, dan rekayasa“ (1993,11) mendefinisikan informasi sebagai suatu fakta, data, pengamatan, serta persepsi atau suatu yang lainnya yang menambah pengetahuan.
Sistem Informasi Akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermafaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis. 
Informasi diperlukan manusia untuk mengurangi ketidakpastian dan selalu menyangkut masa yang akan datang yang mengandung berbagai ketidakpastian dan selalu menyangkut pemilihan berbagai alternatif tindakan yang ada. Oleh karena itu, pengambilan keputusan selalu mengumpulkan informasi untuk mengurangi ketidakpastian yang dihadapinya dalam pemilihan alternatif tindakan tersebut.
Informasi akuntansi sebagai bahasa bisnis dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu :
a.       Informasi Operasi
Informasi operasi ini merupakan bahan baku untuk mengolah tipe informasi akuntansi yang lain : informasi akuntansi keuangan dan informasi akuntansi manajemen.
b.      Informasi Akuntansi Keuangan
Informasi akuntansi keuangan ini dihasilkan oleh sistem pengolahan informasi keuangan yang disebut akuntansi keuangan.
c.       Informasi Akuntansi Manajemen
Informasi akuntansi manajemen ini dihasilkan oleh sistem pengolahan informasi keuangan yang disebut akuntansi manajemen.

2.   Pengertian Informasi Akuntansi Diferensial
Informasi akuntansi diferensial merupakan taksiran perbedaan aktiva, pendapatan, dan atau biaya dalam alternatif tindakan tertentu dibandingkan dengan alternatif tindakan yang lain. Informasi akuntansi diferensial mempunyai dua unsur pokok yaitu :
1.      merupakan informasi masa yang akan dating, dan
2.      berbeda diantara alternatif yang dihadapi oleh pengambil keputusan.
Informasi ini diperlukan oleh manajemen untuk pengambilan keputusan mengenai pemilihan alternatif tindakan yang terbaik diantara alternatif yang tersedia. Karena pengambilan keputusan selalu menyangkut masa depan, maka informasi akuntansi yang relevan adalah informasi masa yang akan datang pula. Karena pengambilan keputusan selalu menyangkut pemilihan alternatif diantara berbagai alternatif yang tersedia, maka informasi akuntansi yang bermanfaat adalah informasi akuntansi yang berbeda diantara tiap-tiap alternatif yang akan dipilih.
Informasi akuntansi diferensial terdiri dari aktiva, pendapat, dan / atau biaya informasi akuntansi diferensial yang hanya bersangkutan dengan biaya disebut biaya diferensial ( diferensial Revenues ), sedangkan yang bersangkutan dengan aktiva disebut aktiva diferensial ( diferensial assets ).

3.   Akuntansi Biaya Diferensial (Differential Accounting)
Seringkali perusahaan dihadapkan pada beberapa alternatif yang harus dipilih salah satu atau lebih. Seperti pemilihan tempat, pembelian bahan, harga bahan, penggunaan jasa tenaga kerja, pembelian mesin, alat lain, dan sebagainya. Semua pemilihan alternatif digambarkan dalam bentuk uang. Pemilihan alternatif ini disebut “Pengambilan keputusan pemilihan alternatif” (Alternatif Choice Decision). Misalnya sebuah perusahaan harus memilih atara memasang iklan di surat kabar atau tidak, menggunakan service tambahan atau tidak, membeli mesin baru atau tidak membeli suku cadang tertentu atau membuat sendiri dan sebagainya. Untuk semua itu memerlukan informasi akuntansi yang akan digunakan dalam membantu untuk menentukan alternatif mana yang dipilih. Informasi akuntansi untuk kepentingan ini disebut akuntansi diferensial. Akuntansi diferensial harus dijabarkan dalam bentuk uang, untuk biaya yang berhubungan dengan akuntansi diferensial disebut biaya diferensial (Differential Cost).
Biaya diferensial adalah biaya yang berbeda antara satu set kondisi / alternatif yang satu dengan kondisi yang lain. Biaya yang bukan biaya diferensial tidak begitu penting (Irelevan) untuk pengambilan keputusan pemilihan alternatif.

4.     Pendapatan, Biaya, dan Laba Diferensial
Pengambilan keputusan oleh pihak manajemen dengan menggunakan informasi akuntansi diferensial terutama bertujuan untuk menentukan laba diferensial yaitu selisih lebih pendapatan diferensial dan biaya diferensial dari suatu keputusan tertentu dibandingkan dengan keputusan alternatif yang lain. Menurut Supriyono (1994:272), pengertian dan karakteristik pendapatan diferensial,biaya diferensial dan laba diferensial adalah:
1.      Pendapatan Diferensial
Diferensial bermanfaat untuk pengambilan keputusan, pendapatan diferensial adalah pendapatan yang berbeda diantara berbagai alternatif keputusan yang mungkin dipilih.
Pendapatan masa lalu atau masa yang akan datang yang tidak berbeda dintara berbagai alternatif keputusan yang mungkin dipilih bukan merupakan pendapatan diferensial. Dari definisi diatas karakteristik pendapatan diferensial adalah:
a.       Pendapatan masa yang akan datang.
b.      Pendapatan yang berbeda diantara berbagai alternatif keputusan.

2.      Biaya Diferensial
Biaya diferensial adalah biaya yang akan datang yang berbeda diantara berbagai macam alternatif keputusan yang mungkin dipilih. Besarnya biaya diferensial dihitung dari perbedaan biaya pada alternatif tertentu dibandingkan dengan biaya pada alternatif lainnya. Karakteristik biaya diferensial adalah sebagai berikut:
a.       Biaya masa yang akan datang.
b.      Biaya yang berbeda diantara berbagai alternatif keputusan.
Biaya yang akan datang adalah biaya yang diharapkan akan terjadi selama periode waktu yang tercakup oleh keputusan yang akan dibuat. Biaya masa lalu tidak diferensial untuk pembuatan keputusan, namun bermanfaat untuk meramal biaya yang akan terjadi dimasa yang akan datang.

3.      Laba Diferensial
Laba diferensial erat hubungannya dengan pengertian pendapatan diferensial dan biaya diferensial. Laba diferensial adalah laba yang akan datang yang berbeda diantara berbagai alternatif yang mungkin dipilih. Besarnya laba diferensial dihitung dari perbedaan antara laba pada alternatif tertentu dibandingkan dengan laba pada alternatif lainnya.
Besarnya laba diferensial diperhitungkan dengan menggunakan rumus:
Laba diferensial = Pendapatan diferensial – Biaya diferensial
Atas definisi diatas dapat disimpulkan karakteristik laba diferensial adalah sebagai berikut:
a.       Laba masa yang akan datang.
b.      Laba yang berbeda diantara alternatif keputusan.

5.   Manfaat Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan
a.       Membeli atau Membuat Sendiri
Keputusan membeli atau membuat sendiri dihadapi oleh manajemen terutama dalam perusahaan yang produknya terdiri dari berbagai komponen dan yang memproduksi berbagai jenis produk.
b.      Menjual atau Memproses Lebih Lanjut Suatu Produk
Dalam pengambilan keputusan macam ini, Informasi akuntansi diferensial yang diperlukan oleh manajemen adalah pendapatan diferensial dengan biaya diferensial jika alternatif memproses lebih lanjut dipilih.
c.       Menghentikan atau Melanjutkan Produksi Produk Tertentu
Dalam mengahadapi kondisi ini, manajemen perlu mempertimbangkan keputusan menghentikan atau tetap melanjutkan produksi produk atau kegiatan usaha departemen yang mengalami kerugian tersebut.
d.      Menerima atau Menolak Pesanan Khusus
Dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesana khusus, informasi akuntansi diferensial yang relevanadalah pendapatan diferensial dan biaya diferensial. Jika pendapatan diferensial ( yaitu tambahan pendapatan dengan diterimanya pesanan khusus tersebut ) lebih tinggi dibandingkan dengan biaya diferensial ( yaitu tambahan biaya karena memenuhi pesanan khusus tersebut maka pesanan khusus sebaiknya diterima ). Di lain pihak, jika pendapatan diferensial lebih rendah dibandingkan dengan biaya diferensial, maka pesanan khusus sebaiknya ditolak.

6.   Menjual atau Memproses Lebih Lanjut Suatu Produk
Kegiatan utama perusahaan adalah mengolah bahan baku dengan menggunakan tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik menjadi produk selesai. Dalam pengolahan produk tersebut seringkali perusahaan berhadapan dengan keputusan apakah akan memproses produk tersebut lebih lanjut atau dijual pada titik terpisah.
Titik pisah adalah titik dimana produk tersebut akan diidentifikasikan kemasing-masing kriteria yang diinginkan. Pengolahan produk yang dilakukan secara bersama ini akan mengeluarkan biaya secara bersama.
Biaya bersama adalah biaya yang digunakan secara bersama untuk memproses produk tersebut sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Biaya bersama dapat berupa bahan, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Ketika produk sudah jadi sesuai dengan kriteria yang diinginkan maka produk dapat dijual pada saat titik pisah atau dapat diolah lebih lanjut menjadi produk yang lain. Pada saat produk diolah menjadi produk lain maka diperlukan lagi biaya tambahan yang disebut dengan biaya proses lanjutan.
Analisis diferensial juga diperlukan dalam mengambil keputusan apakah akan mengolah produk lebih lanjut atau produk dijual pada saat titik pisah.
Apabila dihadapkan pada alternatif menjual atau mengolah lebih lanjut, maka keputusan yang harus diambil adalah mengolah lebih lanjut apabila pendapatan diferensial pengolahan lebih lanjut tersebut lebih besar dibandingkan dengan biaya diferensialnya. Pedoman mendasar dalam situasi ini adalah:
*        Semua biaya pengolahan tambahan diasumsikan bersifat diferensial (inkremental).
*        Biaya yang dikeluarkan sebelum titik pisah batas adalah biaya bersama bagi pilihan menjual atau mengolah lebih lanjut, dan tidak relevan bagi keputusan lebih lanjut.
*        Keputusan ini terlepas dari penentuan biaya pokok produk. Dalam keputusan mengolah produk, hanya pendapatan dan biaya sekarang serta masa depan saja yang dianggap relevan.
*        Keputusan mengasumsikan bahwa produk dapat dijual sebagaimana adanya maupun diolah lebih lanjut.
Dalam pemakaian mesin dan equipment, pada suatu saat akan terjadi biaya operasi jika mesin tersebut diganti dengan baru, atau produktifitasnya tidak mampu memenuhi kebutuhan. Pada saat ini operasi dengan menggunakan mesin dan ekuitmen yang ada menjadi tidak ekonomis lagi.
Informasi penting yang perlu dipertimbangkan dalam keputusan penggantian mesin dan equipment yang ada adalah informasi akuntansi diferensial yang berupa aktiva diferensial dan biaya diferensial. Penggantian mesin dan equipment biasanya dilakukan atas dasar pertimbangan adanya penghematan biaya (biaya diferensial) yang akan diperoleh atau adanya kenaikan produktifitas (pendapatan diferensial) dengan adanya penggantian tersebut.
Jika biaya diferensial yang berupa penghematan biaya yang diperoleh dari penggantian suatu mesin dan ekuitmen berjumlah pantas bila dibandingkan dengan aktiva diferensial yang berupa tambahan investasi untuk penggantian tersebut, maka penggantian tersebut secara ekonomis memang diperlukan.
Dengan kata lain, jika aktiva diferensial berupa investasi dalam pergantian aktiva tetap akan menghasilkan kembali investasi yang dikehendaki yang berupa perbandingan penghematan biaya dengan investasi yang akan dilakukan, maka penggantian mesin dan equipment secara ekonomis menguntungkan. Meskipun penghematan biaya merupakan kriteria yang umum dipakai dalam jenis investasi ini, namun seringkali pendapatan diferensial juga perlu dipertimbangkan, yaitu jika kapasitas produksi ekuitmen yang baru melebihi kapasitas produksi mesin dan ekuitmen yang dimiliki sekarang dan pasar masih dapat menampung tambahan produk yang akan dijual.

7.   Contoh Soal
a.       Perusahaan kulit bisa memilih alternatif menjual kulit mentah atau memproses kulit mentah menjadi kulit jadi. Harga jual kulit mentah Rp 4500 per lmbr, harga pokok Rp 3.000. Bila kulit diproses menjadi kulit jadi, harga jual per lembarnya Rp 7.500 dan tambahan by variabel Rp 1.500 per lembar. Perusahaan bisa membuat 10.000 lembar tiap periode. Buat analisis pengambilan keputusan!

Jawab : Analisis 1

Dijual
Dijual
Analisis
Kulit Mentah
Kulit Jadi
Diferensial
Penjualan
(10.000  x  Rp  4.500)
Rp  45.000.000
Rp  75.000.000
Rp  30.000.000
Harga pokok kulit mentah
(10.000  x  Rp  3.000)
Rp  30.000.000
Rp  30.000.000
-
Biaya meneruskan proses
(10.000  x  Rp  1.500)
-
Rp  15.000.000
Rp  15.000.000
LABA
Rp  15.000.000
Rp  30.000.000
Rp  15.000.000






Kesimpulan:
Lebih baik perusahaan memilih alternatif membuat kulit jadi karena menghasilkan laba yang lebih besar yaitu sebesar Rp 30.000.000.
Biaya diferensial             =  (Rp  45.000.000  -  Rp  30.000.000)  =  Rp  15.000.000
Pendapatan diferensial  =  (Rp  75.000.000  -  Rp  45.000.000)  =  Rp  30.000.000

Jika menggunakan metode manfaat dan pengorbanan:

Manfaat
Pengorbanan
Tambahan Laba
Dijual kulit mentah
Rp                    0
Rp  15.000.000
(Rp  15.000.000)
Dijual kulit jadi
Rp  30.000.000
Rp  15.000.000
Rp  15.000.000

Kesimpulan:
Jadi, jika kita menjual kulit jadi akan memperoleh manfaat sebesar Rp 30.000.000 dengan pengorbanan yang ditanggung sebesar Rp 15.000.000 jadi tambahan laba yang diterima sebesar Rp 15.000.000.

b.      PT Sinsie adalah sebuah perusahaan yang memproduksi suatu barang yakni  XA-1 yang dijual dengan harga  Rp. 50.000 per satuan. Sedangkan biaya penuh yang diperlukan untuk membuat barang tersebut adalah sebagai berikut :
KETERANGAN
BIAYA PER SATUAN
Biaya Bahan Baku
Rp            5.720
Biaya Tenga Kerja Langsung
Rp            6.280
Biaya Overhead Pabrik (V)
Rp            7.400
Biaya Overhead Pabrik (T)
Rp            6.260
Biaya Administrasi (T)
Rp            6.430
Biaya Pemasaran (T)
Rp            8.200
TOTAL
Rp          40.290

Diketahui volume penjualan diperkirakan sebanyak : 60.000 satuan.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, bahwa pihak manajemen mempertimbangkan untuk memproses lebih lanjut menjadi barang XA-2. Dalam pelaksanaannya tidak diperlukan investasi dlm mesin dan equipmen, namun hanya memerlukan biaya pengolahan lebih lanjut yakni sebesar Rp. 8.670 per satuan. Sedang di pasaran barang XA-2 cukup banyak permintaan dengan harga jual Rp. 70.000,-
Diminta :
Berdasarkan informasi di atas, apakah pertimbangan untuk memproses lebih lanjut merupakan keputusan yang paling tepat dalam pemilihan ini ?

Penyelesaian :
Jika alternatif Menjual yang dipilih, maka keuntungan yang diperoleh adalah :
Laba    =  Pendapatan - Biaya
=  (Rp 50.000 x  60.000 unit) –  (Rp 40.290 x  60.000 unit)
                        =  Rp 3.000.000.000  -  Rp. 2.417.400.000
                        =  Rp  582.600.000

Jika alternatif Memproses lebih lanjut, maka keuntungan yang diperoleh adalah :
Laba    =  Pendapatan diferensial  - Biaya diferensial
=  [(Rp 70.000 – Rp 50.000) x 60.000 unit] – [Rp 8.670 x 60.000 unit]
=  Rp 1.200.000.000  - Rp 520.200.000
=  Rp  679.800.000

Keputusan :
Berdasarkan informasi, maka keputusan memproses lebih lanjut adalah keputusan yang paling tepat, karena memberikan keuntungan yang lebih besar.

c.       PT Pusako memproduksi tiga jenis produk yaitu produk X, Y, dan Z. Saat ini perusahaan tersebut memutuskan untuk memproses lebih lanjut ketiga produk. Ketiga produk tersebut bisa dijual pada titik pisah atau diproses lebih lanjut. Untuk memproses ketiga produk tersebut dibutuhkan biaya sebesar Rp 200.000. Nilai jual pada titik pisah dan biaya yang diperlukan untuk ketiga produk tersebut adalah sebagai berikut:




Produk
Produk
Nilai Jual
Nilai Jual
Biaya
Pengolahan
Lanjutan
Pada
Titik Pisah
Setelah
Titik Pisah
Pengolahan
Lanjutan
X
X1
Rp  200.000
Rp  250.000
Rp  60.000
Y
Y1
Rp  95.000
Rp  115.000
Rp  15.000
Z
Z1
Rp  90.000
Rp  150.000
Rp  48.000

Penyelesaian:
Produk
Produk
Nilai Jual
Nilai Jual
Tambahan
Pengolahan
Lanjutan
Pada
 Titik Pisah
Setelah
Titik Pisah
Pendapatan
X
X1
Rp  200.000
Rp  250.000
Rp  50.000
Y
Y1
Rp  95.000
Rp  115.000
Rp  20.000
Z
Z1
Rp  90.000
Rp  150.000
Rp  60.000

Biaya Pengolahan
Tambahan Kontribusi
Lanjutan
Pengolahan Lanjutan
Rp  60.000
(Rp  10.000)
Rp  15.000
Rp     5.000
Rp  48.000
Rp   12.000

Biaya bersama sebesar Rp 200.000 yang merupakan biaya pengolahan awal bukanlah biaya relevan. Dari ketiga produk di atas dapat dilihat bahwa produk X sebaiknya tidak diolah lebih lanjut karena akan mengurangi pendapatan sebesar Rp 10.000 sedangkan produk Y dan Z lebih baik diolah lebih lanjut karena akan menambah pendapatan perusahaan masing-masing sebesar Rp 5.000 dan Rp 12.000.
Analisis di atas juga memperlihatkan bahwa biaya yang dikeluarakan sebelum titik pisah atau dalam hal ini adalah biaya bersama, diangggap tidak relevan untuk diperhitungkan dalam keputusan. Biaya-biaya tersebut perlu ditinjau lebih lanjut untuk memastikn apakah seluruh proses sudah berjalan sebagaimana mestinya.

d.      PT. EFG mengeluarkan biaya bergabung sebesar Rp. 1.500.000,- untuk mengolah 2000 liter cairan kimia. Pada titik batas, proses menghasilkan 900 liter produk A dan 1.100 liter produk B. Produk A diolah dengan biaya Rp. 600,- per liter dan dijual seharga Rp. 2.400,- perliternya, sedangkan produk B tidak membutuhkan pengolahan lebih lanjut dan dijual denganharga Rp. 1.200,- per liternya.
PT. EFG
Laporan Laba Rugi
Pendapatan Penjualan
Produk A
Produk B
Jumlah
900 liter x Rp. 2.400,-
2.160.000


1100 liter x Rp. 1.200,-

1.320.000
3.480.000
Biaya terpisah



900 liter x Rp. 600,-
(540.000)

(540.000)
Kontribusi ke biaya gabungan
1.620.000
1.320.000
2.940.000
Biaya Bergabung


(1.500.000)
Laba Operasi


1.440.000

Apabila diasumsikan tersedia pasar untuk produk B dengan harga Rp 1500 dan biaya pengolahan tambahan sebesar Rp 90 per liter, maka haruskah perusahaan memasuki pasar tersebut?

PT. EFG
Laporan Laba Rugi
Pendapatan Penjualan
Produk A
Produk B
Jumlah
900 liter x Rp. 2.400,-
2.160.000


1100 liter x Rp. 1.200,-

1.320.000
3.480.000
Biaya terpisah



900 liter x Rp. 600,-
(540.000)


1100 liter x Rp. 90

(99.000)
(639.000)
Kontribusi ke biaya gabungan
1.620.000
1.221.000
2.841.000
Biaya Bergabung


(1.500.000)
Laba Operasi


1.341.000

Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa jika produk B diolah lebih lanjut akan mengakibatkan penurunan laba yaitu sebesar Rp 100.000.

e.       INDOFARMA memproduksi produk Asimil yang mempunyai harga jual Rp 10.000 per sachet pada kondisinya sekarang. Biaya penuh (full cost) per satuan produk Asimil adalah Rp 7.050 atau Rp 70.500.000 per tahun. Dengan tambahan biaya pengolahan sebesar Rp 5.000 per satuan, produk Asimil tersebut dapat diubah menjadi produk Asimil plus dengan harga jual Rp 18.500 per satuan. Untuk mengolah produk Asimil menjadi Asimil plus memerlukan investasi dalam mesin dan peralatan sebesar Rp 100.000.000 dan diperkirakan mempunyai umur ekonomis 3 tahun dengan return yang diinginkan dari investasi tersebut sebesar 20% per tahun. Bagaimana pemilihan alternatif yang dilakukan perusahaan?
Penyelesaian:
1.         Jika pengolahan Asimil menjadi Asimil Plus tidak memerlukan tambahan investasi dalam mesin maupun peralatan, maka perhitungan informasi akuntansi diferensialnya adalah sebagai berikut :
Pendapatan Diferensial
= (Rp. 18.500 – Rp. 10.000) 10.000                                  = Rp    85.000.000
Biaya Diferensial (Biaya pengolahan lebih lanjut )
= Rp. 5.000 x 10.000                                                           = Rp    50.000.000  -
Laba Diferensial                                                                  = Rp    35.000.000

Karena alternatif pengolahan lebih lanjut produk Asimil menjadi Asimil Plus tersebut menghasilkan pendapatan diferensial yg lebih tinggi dari biaya diferensialnya, maka alternatif pengolahan lebih lanjut tersebut bisa dipilih.

2.         Jika pengolahan Asimil menjadi Asimil Plus memerlukan tambahan investasi dalam mesin maupun peralatan sebesar Rp 100.000.000, maka perhitungan informasi akuntansi diferensialnya adalah sebagai berikut :
Pendapatan Diferensial
= (Rp 18.500 – Rp 10.000) x 10.000                                 = Rp    85.000.000
Biaya Diferensial (Biaya pengolahan lebih lanjut )
= Rp 5.000 x 10.000                                                            = Rp    50.000.000  -
Laba Diferensial                                                                  = Rp    35.000.000
Nilai Tunai laba diferensial :
Tahun ke 1 = 0,83333 x Rp 35.000.000 = Rp 29.166.667
Tahun ke 2 = 0,69444 x Rp 35.000.000 = Rp 24.305.400
Tahun ke 3 = 0,57870 x Rp 35.000.000 = Rp 20.254.500
Jumlah Nilai Tunai laba diferensial                                     = Rp    73.726.567 (A)
Investasi                                                                                 = Rp  100.000.000 (B)
                    Nilai Tunai Bersih                                              =(Rp   26.273.433)

Karena Nilai Tunai A selama umur ekonomis fasilitas produksi lebih kecil dari B, maka alternatif memproses lebih lanjut sebaiknya ditolak, dan karena hasil analisa menghasilkan NPV yang negatif maka keputusan mengolah lebih lanjut sebaiknya tidak dilakukan karena akan merugikan.

f.        Perusahaan kulit bisa memilih alternatif menjual kulit mentah atau memproses kulit mentah menjadi kulit jadi. Harga jual kulit mentah Rp 4500 per lmbr, harga pokok Rp 3.000. Bila kulit diproses menjadi kulit jadi, harga jual per lembarnya Rp 7.500 dan tambahan biaya variabel Rp 1.500 per lembar. Untuk memproses kulit mentah menjadi kulit jadi dibutuhkan sebuah mesin sebesar Rp 22.000.000 dengan umur ekonomis 2 tahun dan return yang diharapkan adalah 15% per tahun. Perusahaan bisa membuat 10.000 lembar tiap periode. Buat analisis pengambilan keputusan!

Jawab : Analisis 1

Dijual
Dijual
Analisis
Kulit Mentah
Kulit Jadi
Diferensial
Penjualan
(10.000  x  Rp  4.500)
Rp  45.000.000
Rp  75.000.000
Rp  30.000.000
Harga pokok kulit mentah
(10.000  x  Rp  3.000)
Rp  30.000.000
Rp  30.000.000
-
Biaya meneruskan proses
(10.000  x  Rp  1.500)
-
Rp  15.000.000
Rp  15.000.000
LABA
Rp  15.000.000
Rp  30.000.000
Rp  15.000.000





Laba Diferensial                                                                      = Rp  15.000.000
Nilai Tunai laba diferensial :
Tahun ke 1 = 0,86957 x Rp 15.000.000 = Rp 13.043.478
Tahun ke 2 = 0,75614 x Rp 15.000.000 = Rp 11.342.155
Jumlah Nilai Tunai laba diferensial                                       = Rp  24.385.633 (A)
Investasi                                                                                   = Rp  25.000.000 (B)
               Nilai Tunai Bersih                                                     =(Rp       614.367)

Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa alternatif memproses lebih lanjut dengan penambahan investasi berupa mesin tidak dapat dipilih karena jumlah nilai tunai A selama umur ekonomis fasilitas produksi lebih kecil dari pada jumlah nilai tunai B.

g.       PT ABC ingin memproses lebih lanjut produknya yaitu XA menjadi  XA-1. Dimana harga jual XA adalah Rp 50.000 per satuan. Sedangkan biaya penuh yang diperlukan untuk membuat barang tersebut adalah Rp  40.290. Harga pasar untuk produk XA-1 adalah sebesar Rp 70.000. Untuk memproses lebih lanjut tersebut dibutuhkan biaya pengolahan sebesar Rp 8.670 per satuan dan membutuhkan satu unit mesin produksi sebesar 1.000.000.000 dengan umur ekonomis selama 5 tahun. Jika volume penjualan perusahaan diperkirakan sebanyak 60.000 satuan dan return yang diharapkan sebesar 45%, apakah keputusan untuk memproses lebih lanjut tersebut dapat diterima?

Penyelesaian :
Laba diferensial           =  Pendapatan diferensial  - Biaya diferensial
=  [(Rp 70.000 – Rp 50.000) x 60.000] – [Rp 8.670 x 60.000]
=  Rp 1.200.000.000 - Rp 520.200.000
=  Rp  679.800.000

Nilai Tunai laba diferensial :
Tahun ke 1 = 0,68966 x Rp 679.800.000 = Rp 468.827.586
Tahun ke 2 = 0,47562 x Rp 679.800.000 = Rp 323.329.370
Tahun ke 3 = 0,32802 x Rp 679.800.000 = Rp 222.985.772
Tahun ke 4 = 0,22622 x Rp 679.800.000 = Rp 153.784.356
Tahun ke 5 = 0,15601 x Rp 679.800.000 = Rp 106.057.442
Jumlah Nilai Tunai laba diferensial                                       = Rp 1.274.984.526 (A)
Investasi                                                                                   = Rp 1.000.000.000 (B)
               Nilai Tunai Bersih                                                     = Rp    274.984.526

Karena nilai tunai bersih yang dihasilkan adalah positif, dimana jumlah nilai tunai A lebih besar dari pada jumlah nilai tunai B, maka keputusan untuk memproses lebih lanjut untuk produk XA menjadi produk XA-1 dapat diterima.

6 komentar:

  1. jika dalam perihal tersebut mengalami kerugian bagaimana mencari keputusan terbsebut

    BalasHapus
  2. (Proporsi: 30%) PT Jomblo Ditikung Teman akan memproduksi produk A sebanyak 5.000 unit. Komponen produksi akan dipasok dari PT Cinta Tak Harus Memiliki. Biaya per unit untuk memproduksi produk A adalah sebagai berikut :
    Biaya Bahan Baku
    Biaya Tenaga Kerja
    BOP Variabel
    BOP Tetap:
    Biaya Tetap langsung:
    Biaya Supervisi
    Biaya Sewa Equipment
    Biaya Tetap Tidak langsung
    Rp 10.000.000
    Rp 5.000.000
    Rp 4.000.000
    Rp 500.000
    Rp 1.000.000
    Rp 2.000.000
    Jika perusahaan membeli dari pihak luar, maka harga belinya adalah Rp4.000/unit.
    Perintah:
    a. Hitunglah harga produksi produk A!
    b. Keputusan apa yang harus dilakukan perusahaan? Apa harus memproduksi atau membeli produk A? Jelaskan pendapat Anda!


    minta info donk gimana menyelesaikannya?

    BalasHapus
  3. Saya mau tanya, untuk soal g. apabila tidak di ketahui retrun yang di ingikan dari investasi , bagaimana penyelesaiannya ?

    BalasHapus
  4. Izin bertanya, di soal e nomor 2 tau nilai tunai laba diferensial thun ke 1 = 0,8333 itu dri mana ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. dapat dari discount rate nya.

      1/(1 + return yang diinginkan^tahun terkait)
      Contoh di atas kan 20% rate nya
      Jadi 1/(1+0.2^1)
      Kalau tahun ke dua berarti pangkatnya(^) diganti jadi 2

      Hapus